Arsenal Habis di Gebuk Newcastle, Bola Jadi Kambing Hitam

Bagikan

Arsenal gabis di gebuk di tangan Newcastle United dengan skor 0-2 dalam pertandingan yang berlangsung di Carabao Cup.

Arsenal Habis di Gebuk Newcastle, Bola Jadi Kambing Hitam

Hasil ini menghebohkan penggemar dan analis sepak bola, karena Arsenal diharapkan dapat memberikan performa yang lebih baik setelah start yang menjanjikan di musim ini. Dalam laga ini, Newcastle tampil lebih dominan dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Kemudian sedangkan Arsenal cenderung terjebak dalam permainan defensif yang kurang efektif. ​Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik .

Kekalahan Telak di Emirates Stadium

Arsenal mengalami kekalahan telak di Emirates Stadium saat menghadapi Newcastle United pada leg pertama semifinal Carabao Cup 2024/2025. Pertandingan yang berlangsung pada 8 Januari 2025 ini berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Newcastle. Gol pertama Newcastle dicetak oleh Alexander Isak pada menit ke-37, memanfaatkan umpan dari Jacob Murphy yang tidak mampu diantisipasi oleh pertahanan Arsenal.

Gol kedua datang dari Anthony Gordon pada menit ke-51, setelah memanfaatkan bola pantulan dari tembakan Isak yang ditepis oleh kiper Arsenal, David Raya. Kekalahan ini sangat mengecewakan bagi Arsenal, terutama karena mereka bermain di kandang sendiri. Meskipun Arsenal mendominasi penguasaan bola dengan 70% ball possession dan mencatatkan 23 tembakan sepanjang laga, efektivitas menjadi masalah besar bagi mereka.

Dari 23 tembakan tersebut, hanya tiga yang mengarah ke gawang, sementara Newcastle jauh lebih efisien dengan tujuh tembakan, empat di antaranya tepat sasaran, dan dua berbuah gol. Performa gemilang kiper Newcastle, Martin Dubravka, juga menjadi salah satu faktor kunci di balik kegagalan Arsenal. Beberapa peluang emas dari pemain Arsenal seperti Jurrien Timber, Gabriel Magalhaes, dan Kai Havertz berhasil digagalkan oleh penyelamatan luar biasa dari Dubravka.

Kontroversi Bola Baru

Setelah kekalahan 2-0 dari Newcastle United di leg pertama semifinal Carabao Cup pada 8 Januari 2025. Lalu Arsenal terlibat dalam kontroversi terkait bola yang digunakan dalam pertandingan tersebut. Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, mengungkapkan kekecewaannya terhadap bola yang diproduksi oleh Puma, yang digunakan dalam kompetisi ini.

Menurut Arteta, bola tersebut memiliki grip yang berbeda dan lebih mudah melayang dibandingkan bola yang biasa digunakan di Premier League. Hal ini, menurutnya, berkontribusi pada kesulitan timnya dalam mencetak gol, meskipun mereka menciptakan banyak peluang.

Dalam pertandingan tersebut, Arsenal mendominasi penguasaan bola dengan 70% ball possession dan mencatatkan 23 tembakan, namun hanya tiga yang tepat sasaran. Arteta menyoroti bahwa perbedaan bola ini membuat para pemainnya kesulitan untuk menyesuaikan diri, terutama dalam hal finishing.

Beberapa peluang emas dari pemain seperti Gabriel Martinelli dan Kai Havertz gagal dikonversi menjadi gol. Lalu menurut Arteta sebagian besar disebabkan oleh karakteristik bola yang berbeda. Kontroversi ini menambah tekanan bagi Arsenal yang harus membalikkan keadaan di leg kedua di St. James’ Park.

Baca Juga: 7 Bintang Amerika Selatan yang Bisa Pindah ke Eropa Pada Tahun 2025

Reaksi dari Pemain dan Pengamat

Kekalahan Arsenal dari Newcastle United, memicu berbagai reaksi dari pemain dan pengamat sepak bola. Bek Arsenal, Jurrien Timber, mengungkapkan kekecewaannya atas hasil tersebut dan menekankan bahwa tim harus segera bangkit dan fokus pada leg kedua. Timber menyatakan bahwa meskipun mereka mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang. Namun efektivitas di depan gawang menjadi masalah utama yang harus segera diatasi.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga semangat dan kepercayaan diri untuk membalikkan keadaan di pertandingan berikutnya. Kapten Arsenal, Martin Ødegaard, juga memberikan pandangannya mengenai kekalahan ini. Odegaard mengakui bahwa timnya harus lebih klinis dalam menyelesaikan peluang yang ada.

Ia menyoroti bahwa meskipun mereka memiliki banyak peluang, ketidakmampuan untuk mencetak gol menjadi faktor penentu dalam pertandingan tersebut. Odegaard juga menekankan pentingnya belajar dari kesalahan dan meningkatkan performa di leg kedua untuk memastikan mereka bisa melaju ke final Carabao Cup. Pengamat sepak bola, Gary Neville, memberikan analisisnya mengenai kekalahan Arsenal.

Neville menyatakan bahwa meskipun Arsenal mendominasi permainan, mereka gagal memanfaatkan peluang yang ada. Menurutnya, perbedaan bola yang digunakan dalam kompetisi ini mungkin mempengaruhi performa pemain, tetapi hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan utama kekalahan. Neville menekankan bahwa Arsenal harus lebih fokus pada penyelesaian akhir dan meningkatkan efektivitas serangan mereka untuk bisa bersaing di level tertinggi.

Fokus pada Leg Kedua

Setelah kekalahan ini, fokus Arsenal kini beralih ke leg kedua yang akan berlangsung di St. James’ Park. Manajer Mikel Arteta menyadari tantangan besar yang dihadapi timnya, namun tetap optimis bahwa mereka bisa membalikkan keadaan. Arsenal harus menunjukkan performa yang hampir sempurna untuk bisa lolos ke final. Lalu mengingat mereka harus mencetak setidaknya dua gol tanpa kebobolan.

Arteta menekankan pentingnya memanfaatkan setiap peluang dan memperbaiki kesalahan yang terjadi di leg pertama. Kekalahan ini juga menjadi pukulan bagi Arsenal yang sedang menikmati musim yang kuat di Liga Premier. Saat ini, mereka berada di posisi kedua klasemen dengan 40 poin dari 20 pertandingan, masih dalam persaingan untuk gelar liga.

Namun, kekalahan di Carabao Cup ini menambah tekanan pada jadwal yang sudah padat. Arsenal harus segera bangkit dan fokus pada pertandingan berikutnya di Piala FA melawan Manchester United pada 12 Januari 2025. Pertandingan ini akan menjadi ujian berat lainnya bagi tim Arteta. Para penggemar Arsenal berharap tim kesayangan mereka bisa menunjukkan ketangguhan dan menghasilkan comeback yang mengesankan di leg kedua.

Meskipun perjalanan menuju final terlihat sulit, Arsenal telah menunjukkan berkali-kali bahwa mereka mampu tampil baik di bawah tekanan. Untuk saat ini, Arsenal harus belajar dari kesalahan mereka dan berusaha bangkit dalam pertandingan-pertandingan mendatang, menjaga harapan mereka tetap hidup di semua kompetisi yang diikuti.

Kesimpulan

Pertandingan antara Arsenal dan Newcastle yang berakhir dengan kekalahan telak bagi tim London Utara ini menimbulkan banyak perdebatan di kalangan penggemar dan analis sepak bola. Arsenal, yang diharapkan bisa menunjukkan performa terbaiknya, justru tampak tertekan dan kehilangan fokus sepanjang pertandingan. Meski mereka memiliki sejumlah peluang untuk mencetak gol, penyelesaian akhir yang buruk dan kurangnya kreativitas di lini tengah menjadi faktor utama yang menyebabkan mereka tidak mampu bersaing dengan intensitas permainan Newcastle.

Banyak yang berargumen bahwa bola menjadi kambing hitam dalam kekalahan ini, seolah-olah keberuntungan berpaling dari Arsenal. Namun, analisis mendalam menunjukkan bahwa masalah yang lebih mendasar. Lalu seperti ketidakstabilan mental dan kurangnya koordinasi antarlini, menjadi penyebab utama dari hasil buruk ini.

Di sisi lain, Newcastle berhasil memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, menunjukkan permainan agresif dan disiplin yang patut diacungi jempol. Mereka mampu mengontrol permainan dan memanfaatkan kelemahan Arsenal dengan sangat baik. Kemenangan ini bukan hanya sekadar hasil positif, tetapi juga menegaskan posisi Newcastle sebagai salah satu tim yang harus diperhitungkan di liga. Bagi Arsenal, kekalahan ini menjadi pelajaran berharga yang harus segera dievaluasi.

Jika mereka ingin kembali bersaing di papan atas, perbaikan dalam taktik dan mentalitas pemain menjadi hal yang sangat penting. Dalam sepak bola, tidak ada ruang untuk menyalahkan faktor eksternal seperti bola; sebaliknya. Lalu tim juga harus belajar dari setiap kekalahan untuk bangkit lebih kuat di pertandingan mendatang. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya.